Albumdebut yang menuai banyak pujian dari kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004 bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.
Seto(Soulvibe), juga didukung oleh. Bye-bye dan Mantan Terindah. Lagu. salah satu vokalis band bentukan. Nanda Oka dan Asta Andoko yang. Bye-bye dan Mantan Terindah telah. Kevin Aprilio, Andante
Ataulagu rakyat Amerika She'll Be Comin' Round the Mountain yang diduga mengalami transformasi menjadi lagu Si Neger-neger dalam ma syaÂrakat Batak-Toba di sekitar tahun 1950-an, dan belakangan dengan melodi yang kurang lebih sama menjadi lagu Cucak Rawa, dipoÂpulerkan oleh Didi Kempot, dalam bahasa Jawa. 4.2.3 Dangdut
JawabanTTS Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS salah satu judul lagu yang dipopulerkan oleh band kangen band . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Laguberjudul Indonesia Jaya merupakan salah satu lagu bertema nasionalisme yang cukup populer. Lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh Harvey Malaihollo. Lirik Indonesia Jaya - Harvey Malaiholo Lagu ini diciptakan oleh Dharma Oratmangun dan ada dalam Album 12 Terbaik Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987. Anda bisa membeli lagu ini lewat media
4kmvic. Profil David Bayu Juri Indonesian Idol XII / Credit Foto - Ditulis oleh Ribka Ravika SariDavid Bayu yang merupakan mantan vokalis grup band musik NAIF semakin dikenal sejak keberadaannya menjadi juri baru di Indonesian Idol musim XII ini. Berhasil merilis 9 album bersama dengan grup band nya selama aktif berkarir di band Naif, bahkan Ia juga merilis single lagu dengan judul Deritaku yang rilis pada 5 Oktober 2022. Meskipun sudah menjadi mantan vokalis band, karirnya masih tetap bersinar yang dimulai dari tawaran menjadi juri di acara pencarian bakat bergengsi di televisi RCTI yang banyak penggemarnya selama hampir 12 tahun ini. Bahkan sebelum resmi menjadi juri, Ia sempat bingung dan tidak mengerti mengapa dirinya dipilih menjadi juri Indonesian mengakui bahwa setelah dihubungi untuk menjadi juri di Indonesian Idol, Ia langsung menelepon Ari Lasso untuk konsultasi berbagi pengalaman seputar dunia juri mengingat Ari yang sudah lama berkecimpung sebagai judges di Indonesian Idol terlebih dulu. Meskipun masih selama hampir 5 atau 6 bulan ini menjadi judges, namun keberadaan David Bayu telah turut menambah warna dan suasana kocak di panggung Indonesian Idol, bahkan juga memiliki tempat di hati para pemirsa setia season ini. Dengan kekocakannya yang khas, seringkali jokesnya yang sederhana namun mengundang gelak tawa para juri lainnya, terutama Rossa yang sering gemas mendengarnya selama acara penjurian. Daripada kamu makin penasaran dengan bagaimana sosok David Bayu, yuk simak profil dan biodatanya yang telah kami rangkum berikut ini! 1. Profil dan Biodata David Bayu Profil dan Kehidupan Keluarga David Bayu / Credit Foto David Bayu Danangjaya yang biasa akrab disapa David Naif atau David Bayu, merupakan pria yang lahir pada 29 Agustus 1976 di Solo, Jawa Tengah. Ia berprofesi sebagai penyanyi, model, presenter, dan juga menikah dengan seorang perempuan bernama Sheila Delila pada tahun 2000 hingga akhirnya dikarunia dua anak yang bernama Audrey Davis perempuan, dan Jason Davis Mahadhipa Neswara laki-laki. Kini keduanya pun telah beranjak dewasa. Tampaknya kehidupan keluarga kecil David ini harmonis. Dibuktikan bahwa Ia juga sering membagikan momen kebersamaannya dengan di media sosial instagram pribadinya davidbayudj misalnya momen liburan bersama untuk quality time keluarga, jalan-jalan bareng, dan masih banyak lagi momen keseruan yang mereka bagikan. 2. Karier dan Perjalanan David Bayu Profil dan Biodata David Bayu / Credit Foto Perjalanan karir David Bayu dimulai dari tahun 1994 ketika Ia menjadi mahasiswa jurusan desain grafis di Institut Kesenian Jakarta. Itulah awal mula pertemuannya dengan teman-temannya yang kemudian membentuk grup band NAIF yang beranggotakan David Bayu vokalis, Mohammad Amil Hussein Gitaris bas, Franki Indrasmoro Drum, Fajar Endra Taruna Gitar, dan Chandra Wirawan Kibor. Salah satu lagunya yang legendaris berjudul POSESIF pun juga sempat Ia bawakan bersama dengan Nabila Taqiyyah yang sekarang menjadi juara kedua Indonesian Idol musim XII dengan spektakuler. Selama 25 tahun berkarir sejak 1995-2021, Ia dan teman-teman bandnya menghasilkan 9 album. Sayangnya, hal yang sangat menyedihkan band ini harus bubar karena masalah komunikasi. Sementara itu, lebih detail lagi mengenai karya-karya diskografinya meliputi Album Bersama Naif yaitu Naif 1998, Jangan Terlalu Naif 1998, Titik Cerah 2002, The Best 2005, Retropolis 2005, Televisi 2007, Let's Go! 2008, A night at Schouwburg 2009, Planet Cinta 2011. Sementara Album Solo DVD Boy Maret 2009. Sementara acara TV yang pernah dan masih Ia tekuni yaitu di Akademi Fantasi Indosiar 2013, dan Berpacu Dalam Melodi 2014-Sekarang. Iklan TV yang Ia bintangi pun juga cukup banyak seperti Pertamina Mesran 2005 - 2006 bersama Naif, dan Vespa Indonesia 2013 dan beberapa lagi yang setelah masa-masa itulah di mana David Bayu semakin bersinar berkarir menjadi salah satu juri baru selain Dikta dan Afgan yang turut duduk berjajar dengan Anang Hermansyah, Rossa, Bunga Citra Lestari BCL, dan Judika di ajang pencarian bakat menyanyi Indonesian Idol musim XII. Berita Foto kpl/rib
Vokalis Naif Band, David. Foto – Lagu-lagu berstatus single bisa menjadi karunia maupun kutukan bagi musisi, tergantung dari sudut pandang mana Anda melihatnya. Single bisa meroketkan ketenaran sang artis serta melambungkan nilai penjualan album mereka. Namun dapat pula menyebabkan tenggelamnya lagu-lagu lain yang kurang tenar pada album—pendengar hanya mau mendengarkan lagu single secara terus menerus. Padahal sebagai seorang atau sekumpulan seniman, mereka pasti menginginkan agar karya-karyanya mendapat kesempatan yang sama untuk diserap. David, Pepeng, Emil, dan Jarwo yang bermain bersama di dalam sebuah band dengan nama Naif adalah salah satu contoh yang menjadi korban dari betapa monumentalnya lagu-lagu single mereka dari album ke album—dari “Mobil Balap” ke “Posesif”, “Aku Rela” ke “Benci untuk Mencinta”, “Di Mana Aku Di Sini” ke “Karena Kamu Cuma Satu”. Sebetulnya, korban’ adalah kata yang terlalu kuat karena tidak sedikit lagu Naif selain single yang menjadi favorit penggemar saat mereka tampil tampil di atas panggung. Namun di bawah bongkahan emas tersebut, ada gundukan permata dari repertoar Naif yang berkilau luar biasa namun sayangnya tidak mendapatkan pengakuan sesuai—atau bahasa asingnya underrated. Bahkan Naif sendiri jarang sekali, jika bukan tidak pernah, membawakan lagu-lagu tersebut. Saya sudah cukup lama berencana menulis dan menyebarkan daftar ini, namun proses seleksinya menyulitkan. Naif adalah band brengsek karena telah menciptakan begitu banyak lagu bagus, membuat saya kerepotan dalam mengerucutkan jumlah lagu untuk daftar ini menjadi lima belas awalnya ingin genap sepuluh, namun kewalahan dan menyerah. Saya rasa halal-halal saja jika band lain iri terhadap Naif untuk urusan produktivitas dan kreativitas, kuantitas serta kualitas, komersialisme juga idealisme yang bisa dijalankan beriringan. Momen ulang tahun Naif ke-18 juga menjadi alasan mengapa saya merilis daftar ini pada Rabu 23/10. Apalagi tepat tadi malam, Naif telah melaksanakan konser ulang tahun mereka di Hard Rock Cafe, Pacific Place, Jakarta. Seperti dilansir dari Mereka membawakan total dua puluh dua lagu, dan sayangnya tak ada satu lagu pun pada daftar ini yang dibawakan. Patut digarisbawahi bahwa setiap album yang pernah dirilis Naif memiliki perwakilan lagu masing-masing pada daftar ini. Selain itu, daftar ini tidak diurutkan berdasarkan lagu apa yang menurut saya paling baik, melainkan sesuai tahun rilis album. Jika lebih dari satu lagu berasal dari album yang sama, maka urutan bergantung kepada mana yang lebih dulu muncul pada tracklist album. Lagu-lagu yang sudah dibawakan ulang oleh artis lain pada kompilasi Mesin Waktu Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif tidak dicantumkan ke dalam daftar ini, karena menurut saya album tersebut sukses besar dalam mengenalkan karya-karya Naif ke demografi yang lebih muda. Tanpa ditunda-tunda lagi, saya persembahkan lima belas lagu Naif terbaik yang mungkin belum pernah Anda dengar. 1. “Benci Libur” dari album Naif, 1998 Sebuah lagu menyenangkan tentang kekesalan terhadap hari libur? Hanya Naif yang bisa memikirkannya, dan hanya mereka pula yang mampu melakukannya dengan penuh gaya. Lirik “Siapa pun yang mengganggu akan aku tembak!” lengkap dengan suara tembakan yang seolah dicomot dari film fiksi ilmiah sudah bisa menjadi alasan mengapa lagu ini layak masuk buku sejarah. 2. “Sekali Layar” dari album Naif, 1998 Dimulai dengan alunan piano manis dari eks-kibordis Naif, Chandra Wirawan Sukardi, diikuti masuknya aliran bassline Emil, menyusul genjrengan malu-malu kucing Jarwo, detak pukulan drum Pepeng, serta vokal antik David; “Sekali Layar” adalah lagu yang mampu bermekaran secara anggun dalam durasi singkat—tidak sampai tiga menit. Perhatikan letupan tiba-tiba pada refrain ditandai dengan gaya menyanyi David yang mendadak penuh semangat. 3. “Safari Menuju Laut” dari album Jangan Terlalu Naif, 2000 Judul lagu yang brilian, walau masih beririsan dengan “Surfin’ Safari” milik The Beach Boys. Tema liriknya pun sangat The Beach Boys, yaitu pantai dan selancar; begitu pula dengan harmonisasi vokalnya. Namun apa yang membuat lagu ini memiliki jarak dari The Beach Boys era pop matahari adalah adanya progresi memabukkan pada tiap verse, beserta lirik fantasi yang hanya bisa ditulis oleh manusia berimajinasi tinggi atau dalam pengaruh halusinogen? “Terhempas ke dasar laut/Hampir ku di ujung maut/Oh ternyata, tiba-tiba/Ku ditolong lumba-lumba”. 4. “Stop Air Mata Buaya” dari album Jangan Terlalu Naif, 2000 Upaya terbaik Naif dalam menjadi serikat soul atau funk brothers. Padunya kehadiran kelompok alat tiup dan penyanyi latar membuat lagu ini berada pada kawasan musik hitam yang nikmat. Jangan lupakan lirik jenaka yang mewakili perasaan setiap pria dalam merespons amarah kekasihnya yang tidak penting-penting amat “Ku mohon, stop!/Ku pergi segera/Ke Bali, ke Hawaii, India/Ke Paris, ke London, Malaysia/Ke Cina, ke Belgi, keliling-keliling dunia”. 5. “Lepas Jiwa” dari album Jangan Terlalu Naif, 2000 Seperti banyak lagu bagus, lirik “Lepas Jiwa” mengandung sifat multi-tafsir. Kisah surealisme atau petualangan rohani? Pendengar yang jadi penentunya. Lirik dan aransemen sama-sama teler. 6. “Jual Pesona” dari album Jangan Terlalu Naif, 2000 Satu lagi dari album Jangan Terlalu Naif. “Jual Pesona” terdengar seperti lagu yang hilang dari sesi rekaman album Revolver milik The Beatles. Motif permainan drum kegemaran Pepeng muncul pada lagu ini, juga bassline yang sering digunakan Emil. Sementara itu, Jarwo bereksperimen dengan efek backmasking untuk suara gitarnya pada koda lagu. 7. “Electrified” dari album Titik Cerah, 2002 Melaju seksi, terima kasih kepada bassline menggeliat dan alat tiup yang genit, klop dengan lirik lagu yang berkisah soal nafsu laki-laki terhadap keindahan dan sensualitas lawan jenisnya. Soundtrack pembuatan bayi? Kenapa tidak. 8. “Lagu Fajar” dari album Titik Cerah, 2002 Lagu ini menanjak dengan hebat. Bila ada happy ending untuk sebuah lagu, maka “Lagu Fajar” memilikinya. Terdapat dua trivia menarik soal lagu ini pertama adalah judul “Lagu Fajar” dipilih karena lagu tersebut memang ditulis oleh Fajar Endra Taruna, nama asli Jarwo. Kedua, ada dua drum yang dimainkan pada lagu ini; selain Pepeng, drummer lain yang menggebuk drum adalah Wawan Juniarso eks-Dewa 19 yang saat itu memperkuat tim manajemen Naif. 9. “Gula Gula” dari album Retropolis, 2005 Segala macam sembah sujud Naif terhadap psikedelia dari dekade 60-an memuncak pada lagu ini drum berefek reverb, orkestra dengan nuansa ketimuran, solo gitar menakjubkan, dan lirik yang bisa diselewengkan menjadi tentang zat narkotika yang berfisik seperti gula sebenarnya soal groupies, tetap merupakan tema yang menarik. “Gula Gula” mungkin adalah lagu yang paling tenar pada daftar ini, terbukti dari keberadaan video musiknya pada YouTube walau tidak pernah tayang di televisi—menurut deskripsi video tersebut. 10. “Akulah Pasanganmu” dari album Retropolis, 2005 Lagu manis yang sederhana. Sangat renyah berkat nada-nada yang mudah lekat di kepala. Berikan lagu ini kepada pasangan atau incaran Anda dan rasakan khasiatnya. 11. “Voor Moeder” dari album Retropolis, 2005 Penutup album yang mengharukan. Secara literal, voor moeder’ adalah bahasa Belanda yang berarti untuk Ibu’. Terdapat spoken word bahasa Belanda yang menekankan tema lagu. Verse lagu ini repetitif “Semoga kita abadi selamanya”. Begitu pula dengan refrain yang mengulang-ulang lirik, “Tetap selamanya”. Pengulangan-pengulangan tersebut menambah kesan hipnotis terhadap lagu. 12. “Tersenyumlah” dari album Televisi, 2007 Terlepas dari gombal atau tidak, “Tersenyumlah” tetap merupakan lagu Naif yang manis. Tak perlu upaya untuk menyukai lagu ini. 13. “Superstar” dari album Televisi, 2007 Kritik terhadap orang-orang yang mengaku sebagai bintang walau hanya mengandalkan tampang, tanpa talenta. Nomor rock & roll yang intens, seluruh alat musik mendapat sorotan pada lagu ini. Perhatikan ketika lagu memberikan ruang kepada synthesizer untuk bertindak sebagai jembatan. 14. “Ooh Yeah!” dari album Let’s Go!, 2008 Dari judulnya sudah dapat dilihat bahwa “Ooh Yeah!” memiliki tempo tinggi. Namun tak pernah terbayangkan bahwa rekamannya akan raw seperti ini. Memang, Let’s Go! memiliki sub-judul A Halfway to Chapter 6 alias setengah jalan menuju album keenam, namun siapa sangka hasil rekaman yang mentah ini ternyata meluapkan energi Naif yang tiada tara. 15. “Hidup Penuh Cinta” dari album Planet Cinta, 2011 Klasik Naif pada album teranyar mereka. Seksi alat tiup? Centang. Solo gitar yang bernafas blues? Centang. Alur menanjak? Centang. Ramai-ramai bernyanyi pada koda? Centang. oke, harus diakui bahwa ada motif udang di balik batu’ dari daftar yang saya buat ini; agar suatu saat David, Pepeng, Emil, dan Jarwo memutuskan untuk menampilkan lagu-lagu di atas secara live. Lebih baik lagi, membawakan suatu album secara penuh di atas panggung demi memberikan kesetaraan terhadap karya-karya mereka. Siapa yang bisa menolak kesempatan menyaksikan Naif membawakan album Naif, Jangan Terlalu Naif dan/atau Titik Cerah—menurut saya, trinitas suci karya mereka—dari awal sampai akhir? sumber Editor Arif Bahtiar
salah satu judul lagu yang dipopulerkan oleh band naif