dengarkanlahsuaraKu dan lakukan apa yang Kukatakan padaMu, jangan takut, lakukan saja bagianmu dan Aku lakukan bagianKu. Ketahuilah bahwa Aku masih memiliki rancangan indah untuk hidupmu dan pasti terjadi ketika kau mau taat dan menyerahkan hidupmu ke dalam tanganKu. Jangan berusaha merubah Watak yang menjadi dasar seseorang, Untukmemulainya, gunakan informasi Anda sendiri yang terangkum dalam postingan dan postingan untuk menulis sebuah pengantar mengenai diri Anda, latar belakang dan pengalaman. Kemudian gunakan ide yang timbul setelah membaca postingan, tulis secara jelas deskripsi jenis usaha yang akan Anda ajukan.Tugas selanjutnya adalah menulis beberapa Bisaaja semua menyakitkan saat apa yang jadi harapan. Ga seindah kenyataannya. Ga baik untuk kesehatan hati dan perasaanku. Diposting oleh Rika arisandi di • Maka, genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan dengan kesungguhan hati • Tapi, jangan lupa Bawalah semua itu pada TuHaN karena tidak semua hal mampu LakukanPembagian Tugas Secara Ideal. Setelah kelompok kamu selesai berdiskusi, maka hal yang harus dilakukan ialah melakukan pembagian tugas. Saat melakukan hal itu, kamu harus ingat, tiap orang memiliki kapabilitas berbeda-beda dan tingkat semangat yang berbeda-beda. Untuk itu, pembagian tugas yang kamu lakukan harus secara ideal. Jadisemakin sering kita membaca Firman Tuhan, kita semakin mengenal Dia dan mengenal sifat-sifatNya. Tentunya kita bisa belajar banyak dari sifat-sifatNya, yaitu yang terutama ada;ah kasih. Kita tahu apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita, langkah apa yang harus kita lakukan, bagaimana mengambil keputusan dengan pasangan hidup,dll MI95cL6. Semua orang pasti ingin ya, tidak sekadar menjadi pegawai biasa, tapi menjadi seorang pemimpin dalam suatu perusahaan. Istilah CEO semakin banyak digunakan saat ini, menggantikan istilah-istilah lama seperti Direktur Utama, ataupun Presiden Direktur. CEO, atau Chief Executive Officer merupakan jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan, dan merekalah yang menentukan arah perkembangan perusahaan tersebut. Kalau kamu mulai dari posisi staff, dan memikirkan jalan sampai menjadi CEO, rasanya perjalananmu akan sangat panjang. Butuh bertahun-tahun usaha dan dedikasi tinggi sebelum akhirnya bisa sampai ke posisi CEO seperti yang kamu inginkan. Meskipun begitu, beberapa orang berhasil lho menjadi seorang CEO dalam usia yang terbilang muda. Pernah terpikir bagaimana caranya? Baca Juga Tips Sukses Dari Para Founder Startup Untuk Motivasi Kamu CEO Muda Di luar negeri, sebut saja Mark Zuckerberg dari Facebook, Evan Spiegel dari Snapchat, sampai Ben Rattray dari Ketiganya berusia di bawah 40 tahun, tapi sudah memiliki perusahaan dengan nilai yang mengagumkan. Tentunya ketika mulai, usaha mereka tidak langsung meledak seperti sekarang. Diperlukan usaha dan kerja keras lebih untuk membangun usaha mereka, sehingga bisa sampai sekarang ini. Yang dari luar negeri sudah, lantas bagaimana dengan CEO di Indonesia? Sebut saja William Tanuwijaya dari Tokopedia, atau Achmad Zaky dari BukaLapak. Saat ini, siapa yang tidak tahu kedua e-commerce tersebut? Menjadi platform yang dicari oleh penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke, menyediakan berbagai kebutuhan yang bisa diakses secara online. Bukan, umur keduanya bukanlah 40 atau 50 tahun, melainkan 36 dan 31 tahun, luar biasa ya? Di usia yang terbilang muda, orang-orang tersebut sudah berhasil memimpin perusahaan. Kalau mereka bisa, cita-citamu sebagai CEO muda pun bukan sekadar angin belaka. Apa saja tugas CEO? Contoh-contoh CEO muda sudah kita kenali, lantas, apa sih sebenarnya tugas mereka? Sedikit berbeda dengan entrepreneur yang menjadi agen perubahan, berpikir out of the box, dan menerobos tantangan, CEO lebih dari itu. Sebagai pemimpin, CEO terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan timnya, menentukan apa saja yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam tim yang dipimpinnya, serta memikirkan infrastuktur dan kebutuhan di sekitarnya. Di samping itu, tentunya menentukan strategi dan visi perusahaan, agar dapat berkembang lebih baik lagi. Termasuk juga menentukan pangsa pasar, pesaing, keunikan produk dan perusahaan, budgeting, dan lain sebagainya. Biasanya, hasil dari yang sudah dilakukan tidak bisa dilihat dalam jangka waktu singkat, tapi justru dalam jangka panjang. Salah satu ukuran keberhasilan CEO adalah juga dari segi kuntungan finansial. Tidak sekadar berbicara mengenai profit, tetapi juga alokasi budget perusahaan, agar setiap uang yang didapat bisa digunakan secara maksimal untuk keuntungan semua sektor perusahaan nih. Apa yang dikerjakan CEO biasanya akan dipertanggungjawabkan kepada investor perusahaan yang dipimpinnya nih. Jadi tentunya harus ada suatu hal positif ya, baik bagi tim yang ia pimpin, maupun bagi investornya. Karakter apa yang harus dimiliki CEO muda? Tentunya tidak sembarang orang bisa memegang jabatan sebagai CEO ya, karena diperlukan karakter-karakter tertentu. Baik itu dari dirinya sendiri, maupun dalam hal mengatur dan membangun hubungan dengan orang lain nih. Jadi apa saja sih, karakter yang harus dimiliki oleh seorang CEO muda? Fleksibel Fleksibel ini dalam arti memberikan kesempatan kepada anggota tim, untuk bisa bekerja sesuai dengan cara mereka masing-masing. Tentu perlu adanya suatu standar khusus, seperti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta tenggat waktu yang diberikan. Tapi di luar itu, sebagai CEO boleh lho membiarkan anggota tim-mu bereksplorasi mengenai bagaimana mereka akan mengerjakan tanggung jawab yang kamu berikan. Toh ada 1000 jalan menuju Roma kan? Melihat dari sudut pandang berbeda Jangan salah, satu sudut pandang terkadang bisa “membutakan” kamu, terlebih dengan posisimu sebagai CEO lho. Kamu tidak tahu, apa yang terjadi di sisi lainnya, jika kamu hanya berpaku pada satu sudut pandang saja. Baiknya, kamu melihat dari sudut pandang lain juga, atau miliki “bird-eye view”. Maksudnya, kamu melihat kejadian apa pun dari sudut pandang yang lebih luas, mulai dari akar masalah, sampai dampak yang ditimbulkan. Dengan begitu, keputusan yang kamu ambil nantinya sudah berdasarkan pemikiran matang-matang dan mempertimbangkan semua kemungkinan yang ada. Sehingga meminimalisir hal-hal yang terlewat, atau efek samping di masa depan. Kendala = Peluang Banyak orang yang memilih jalan aman, dan menghindari risiko dalam apa yang mereka kerjakan sehari-hari. Masalahnya, hal tersebut bukanlah karakter seorang CEO. Sebagai CEO, kamu harus jadi pribadi yang berani ambil risiko, dan tidak takut akan kegagalan. Setiap kendala yang ada, sebenarnya merupakan peluang, tantangan, dan kesempatan untuk jadi lebih baik lagi. Kalau kamu punya pola pikir yang seperti itu, tentunya situasi seberat apa pun bisa kamu hadapi dengan santai dan dengan kepala dingin ya. Tentunya pengambilan risiko bukan sembarangan dan salah langkah lho ya, tapi dengan perhitungan dan “persiapan”. Kalau gagal pun, kamu bisa belajar banyak, dan menghindari jalan itu jika menjumpainya lagi di masa depan. Pilih lingkungan yang tepat Sejago apa pun kamu, dan sebaik apa pun karakteristikmu, tetap saja kurang lengkap jika tidak berada di lingkungan yang tepat. Kriteria yang tepat bisa berbeda-beda bagi setiap orang nih. Yang pasti, lingkungan tersebut membuatmu bisa mengeluarkan potensi terbaik yang kamu miliki sebagai seorang CEO. Selain itu, kamu juga menikmati bekerja di lingkungan tersebut ya. Jangan sampai, kamu “kehilangan” dirimu, dan tidak mengenali siapa kamu sebenarnya, karena berada di lingkungan yang salah. Dapatkan respect Mendapatkan respect, atau rasa hormat dari orang lain memang bukan suatu hal yang bisa dibuat-buat, atau dirancang sedemikian rupa ya. Yang bisa kamu lakukan secara langsung adalah mengerjakan bagianmu sebaik mungkin. Baik itu dalam hal tugas dan tanggung jawab, maupun pada saat bernegosiasi dan mengambil keputusan. Meskipun banyak orang yang lebih tua, baik itu investor maupun tim-mu sendiri, tetaplah bersikap senatural mungkin. Jangan kuatir, umur bukanlah masalah kalau kamu bisa membuktikan hal-hal luar biasa yang kamu miliki sebagai seorang CEO. Bagaimana calon CEO muda, apa kamu sudah memiliki karakter tersebut di atas? Menjadi CEO di usia muda bukanlah hal yang mustahil, asal kamu mempersiapkan diri dan mentalmu sedini mungkin. Kerjakan apa pun tugasmu sekarang dengan sebaik mungkin, sambil menyusun strategi apa yang akan kamu terapkan untuk perusahaanmu. Jangan lupa untuk membangun hubungan yang baik dengan anggota tim yang kamu miliki. Baca Juga Tipe Pemimpin Seperti Apakah Kamu? Simak 6 Tipe Pemimpin Ini Jadi tidak sekadar hubungan yang “dingin” dan kaku seperti atasan dan bawahan, tapi mereka pun bisa memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mereka. Dengan begitu, tentunya dengan senang hati mereka akan berkontribusi dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Sebagai CEO tentunya kamu pun akan lebih tenang, karena tim yang kamu pimpin bisa berkontribusi maksimal. Sebelum menjadi CEO, tentu kamu harus memulai dari bawah dan mengumpulkan pengalaman sebaik mungkin. Kamu bisa mencari lowongan kerja di Glints dan apply, agar bisa segera membangun kariermu dari awal. Mudah dan gratis! Yuk, cari pekerjaan yang cocok dan wujudkan impian karier yang gemilang! “Kerjakan apa yang menjadi bagianmu, dan Allah akan mengerjakan apa yang menjadi bagianNya.” Siapa yang pernah mendengar kalimat itu??? Ayo angkat tangannn...!!! Eh, ada yang blom pernah dengar po? Ok deh, sekarang dah pernah kan? ^^ Kalimat tersebut aku dengar pertama kali bertahun-tahun yang lalu, pas zaman kuliah, sewaktu mulai aktif di kepengurusan UKM Kristen. Lupa, siapa yang mengucapkannya pertama kali sama aku. Yang jelas, kemudian sering pula aku ucapkan ke orang lain, adek tingkatku waktu kuliah, maba or junior di UKM Kristen ^^ Entah kenapa, hari ini teringat lagi kalimat itu dan sebuah ayat Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Mazmur 1271 Tukang bangunan gak pergi memancing sambil berharap Tuhan yang akan membangun rumahnya. Pengawal gak tidur enak-enakan di rumah sambil berharap Tuhan akan menjaga kota. Nuh gak pergi berkebun sambil berharap Tuhan membangun bahtera dan menyelamatkan keluarganya. Orang Israel gak duduk di kemahnya sambil berharap Tuhan meruntuhkan Tembok Yerikho. Daud gak diam di padang bersama dombanya sambil berharap Tuhan menghabisi orang Filistin. Mereka melakukan tanggung jawabnya sambil berharap pada TUHAN. Sudahkah kita melakukan tanggung jawab kita dan berharap pada Tuhan? Kasongan, 13 Juni 2012 -Mega Menulis-

lakukan apa yang menjadi bagianmu